Apa itu shadow oligarchy?

Apa itu shadow oligarchy? 

Shadow oligarchy merupakan sekelompok elit Indonesia, yang selama ini menggadaikan alam Indoensia, dan memperlakukan sebagian rakyat sebagai budak. 
Mereka menjual alam kita yang kaya ke pihak asing dengan harga murah. 
Shadow oligarchylah yang bertanggung jawab atas devaluasi rupiah yang merupakan salah satu yang tergila di dunia sejak Indonesia merdeka. 

Shadow oligarchy mulai bertumbuh menggurita secara pelan tapi pasti, sejak Indonesia menandatangani perjanjian dengan Freeport, hanya 1 bulan sejak pelantikan pertama Soeharto sebagai presiden.
 Setelah itu, kita menyaksikan alam Indoensia dikapling untuk asing, di sebelah sana AS (Freeport, Chevron, Newmont, ConocoPhillips, Exxon), di tengah ada Perancis (Total Indonesie), di tempat lain Inggris (British Petroleum). 

Kerja menggadaikan alam Indonesia tidak hanya lewat pertambangan dan perminyakan, melainkan juga hutan.
 Satu contoh, izin usaha perkebunan sawit di Boven Digul, Papua, dibongkar lewat investigasi oleh Majalah Tempo dan satu koran di Malaysia.
 Ternyata, jajaran direksi perusahaan sawit itu, hanya satu orang yang pengusaha, sisanya adalah pembantu rumah tangganya, sopirnya, dll. 
Lalu siapa yang mengelola usaha tsb?
 Satu team expert di Singapura, dan sedikit dari Malaysia. 

Lalu apa yang dimaksud dengan perbudakan oleh shadow oligarchy?
 Mereka memelihara kemiskinan pada petani kecil seluruh Indonesia.
 Saking serakahnya, shadow oligarchy tidak hanya menguasai usaha dengan modal ratusan milyar atau triliunan, tapi juga ratusan perusahaan kecil dengan modal di bawah Rp 10 M, yang membeli kekayaan petani sebelum panen yang terpaksa dilepas petani dengan harga murah. 
Itulah perbudakan yang nyata. 
Bahkan di masa Orde Baru, perbudakan itu disahkan oleh negara, a.l. lewat pembentukan Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) yang dipimpin oleh Tommy Soeharto, yang seolah membantu petani, tapi sebetulnya menghancurkan harga di tingkat petani, demi keserakahan yang brutal.

=======================================
Artikel lain


Ini yang dimaksud sbg nekolim (neo kolonialisme dan imperialisme) oleh Bung Karno. 

Kolonialisme dan imperialisme di suatu negara selalu terkoneksi sebagai jaringan global. Semua di bawah kendali elit global dan dioperasikan oleh para minion di level lokal. 

Kelompok elit ini disebut juga globalis. Forum ekonomi global diatur dan dikendalikan oleh para elit ini sehingga menjadi sistem oligarki. 

Keserakahan membuat banyak orang lupa dan tidak sadar masuk dan terlibat menjadi pendukung dan operator kepentingan para elit ini. 

Mereka yang dididik oleh sistem para elit itu melalui berbagai program beasiswa, saat kembali pulang ke negara asal dengan kapasitas jabatan mereka, mereka ciptakan aturan dan sistem yang mendukung kepentingan boss besar yang disebut para elit itu. 

Mereka mengatur pengetahuan-pengetahuan apa yang harus diajarkan di sekolah. Pengetahuan bagaimana yang dianggap benar. Mereka membuat narasi berita sesuai yang diajarkan pada mereka. Mereka membuat undang-undang dan kebijakan publik sesuai pesanan. Mereka merekomendasikan cara pengobatan dan obat-obatan kimia sesuai yang diajarkan pada mereka. 

Sistem ini sangat halus merasuki pikiran mayoritas manusia karena apa yang mereka katakan dan instruksikan dianggap sebagai petunjuk dari para ahli. 

Biasanya media akan meliput orang-orang didikan elit global ini sebagai orang-orang muda brilian yang perlu diteladani. 

Inilah mengapa Bung Karno mengingatkan bahwa tantangan masa depan atau zaman ini adalah sesama anak bangsa yang mengabdi dan melayani sistem oligarki global itu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.