MUNCULNYA NAMA ISLAM NUSANTARA ADALAH BENTUK PENOLAKAN TERHADAP ARABISASI

 

MUNCULNYA NAMA  ISLAM NUSANTARA ADALAH BENTUK PENOLAKAN TERHADAP  ARABISASI 
Pertentangan mengenai islam oleh Umatnya sendiri mengundang banyak keprihatinan terutama di Indonesia yang Kita cintai ini apalagi dinegara yang berazaskan Pancasila , tindakan adu domba dan hasut menghasut merasa paling Islami Tak habis habisnya terdengar setiap hari dan Itu dimulai sejak 2014 awal Pilpres ketika Jokowi maju menjadi presiden. Akhirnya mulai populerlah sebutan islam Nusantara .

Padahal umat islam di Indonesia Selama ini tak pernah bermasalah dengan perbedaan bahkan dengan Agama lain , Itu karena NU dan sayap Partai pendukung NU mendukung Jokowi , seperti PKB dan PPP jika tidak mungkin situasinya Lebih Parah lagi tapi Tak bisa dipungkiri NU adalah Organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan di dunia sehingga para lawan politik Jokowi berusaha mencari celah dan memang difasilitasi oleh PKS yang kebetulan menganut faham Ikhwanul Muslimin dan Hisbuth Thahrir . Boleh dibilang PKS adalah pihak yang diuntungkan dari pertentangan islam ini terutama dalam meraup kursi di Parlemen dan diuntungkan dengan orang yang memanfaatkan islam kerena politik bahkan narasi -narasi bodohpun muncul yang Saya pikir kurang ada gunanya , seperti Musik haram hingga klepon haram. 😂😂

Wacana Islam nusantara merupakan respon dari upaya arabisasi atau percampuran antara budaya Arab dengan ajaran Islam. Islam diturunkan Allah melalui Rasulullah Muhammad tidak hanya untuk satu bangsa Arab saja, melainkan bersifat universal ditujukan kepada seluruh umat manusia apapun suku dan bangsa berasa.

Selama ini—diakui atau tidak—secara simbolis umat islam seringkali terjebak pada Islam yang ada di Arab, Islam yang dibentuk dengan pakaian-pakaian ala orang Arab, seperti menggunakan Sorban, Jubah, kerudung cadar, dan lain-lain. Namun secara teologis, Arabisasi bukanlah esensi ajaran Islam dan Islam nusantara sangat tidak bertentangan dengan esensi Islam karena tetap menggunakan “Tauhid” sebagaiman esensi yang ajaran Islam disampaikan Nabi Muhammad.

Sektarian di Indonesia jauh lebih kurang dibandingkan dengan sektarianisme yang mengakibatkan kekerasan terus-menerus di negara-negara Arab. Pemahaman salah dalam dalam agama bermazhab simbolis bisa mengarahkan penganutnya kepada jebakan fundamentalisme dan radikalisme. Logikanya, ketika agama dibajak untuk melegalkan radikalisme atas nama agama, maka agama menjadi instrumen pembenaran (Ali Masykur Musa, 2015). 

Islam masuk ke nusantara melalui proses akulturasi budaya (perkawinan Islam dan budaya Nusantara) lapisan bawah, yakni masyarakat sepanjang pesisir utara. Kedatangan islam dan penyebaran kepada golongan bangsawan dan kerajaan umum, dilakukan secara damai. Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran–saluran islami yang berkembang ada enam, yaitu: perdagangan, perkawinan,   tasawuf, pendidikan,  kesenian dan   politik.

Islam berkembang pesat di bumi Nusantra karena pengaruh para sufi yang menyebarkan ajaran Islam yang inklusif dan akomodatif terhadap kehidupan sosial budaya setempat. Dakwah damai ini dilanjutkan para kiai atau syekh yang tidak punya kepentingan politik dengan mendirikan pesantren yang mengutamakan akhlak dan kearifan lokal. Pola pembumian Islam secara damai ini menjadi ikon penting Islam di bumi Nusantara hingga kini.

Oleh karena itu, Islam Nusantara paham dan praktik keislaman di bumi Nusantara sebagai hasil dialektika antara teks syariat dengan realita dan budaya setempat. Oleh karena itu, Islam Nusantara itu Islam yang bercorak budaya Nusantara, dengan catatan: selama budaya Nusantara itu tidak bertentangan dengan Islam, maka itu sangat tepat (Mostofa Ya’kub, 2015). 

Islam Nusantara adalah Islam distingtif sebagai hasil interaksi, kontekstualisasi, indigenisasi, dan vernakularisasi Islam universal dengan realitas sosial, budaya, dan agama di Indonesia. Islam Nusantara dibutuhkan oleh masyarakat dunia saat ini, karena ciri khasnya mengedepankan sikap tawasut (moderat), jalan tengah, tidak ekstrim kanan dan kiri, selalu seimbang, inklusif, toleran dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain, serta bisa menerima demokrasi dengan baik (Azzumardi Azra, 2015).

Menurut almarhum Abdurrahman Wahid, ribuan sumber tertulis (dalil naqli), baik berupa ayat Alquran maupun hadis akan memiliki peluang yang sama bagi pendapat yang berbeda. Islam sangat menghargai perbedaan pendapat. Islam sangat membeni prilaku saling bertentangan (selisih faham) yang mengakibatkan perpecahan. 

Ahmad Baso (2015) menegaskan Islam Nusantara sebagai cara bermazha secara qauli dan manhaji dalam ber-istimbath tentang Islam dari dalil-dalilnya yang disesuaikan dengan teritorial, kondisi alam, dan cara pengamalan penduduk Nusantara. Islam Nusantara adalah Islam yang ramah, terbuka, dan inklusif. Islam Nusantara disebut pula sebagai mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara.

Bagi NU, wacana Islam Nusantara merupakan pembaharuan atas kemapanan aliran tradisionalisme Islam yang telah terlebih dahulu mengakar dalam masyarakat, meskipun secara institusional (kaum tradisional) lebih belakang, NU didominasi orang-orang pesantren. Bidang garapan pembaharuan dari pemikiran ini, lebih terfokus pada segi kelembagaan, baik bidang organisasi maupun pendidikan yang dikelola secara modern sehingga dapat memenuhi kebutuhan umat secara kongkrit.

Secara khusus, NU adalah satu organisasi yang memiliki ciri teologis politis (organisasi keagamaan) yang kemudian mempengaruhi seluruh tingkah laku keagamaan, politik dan kemasyarakatan seperti ketika memahami konsep Islam rahmatan lil alamin secara ketat. Maka, wacana Islam Nusantara dipandang sebagai alternatif guna mengentaskan masyarakat dari kebodohan dan keterbelakangan benturan agama formalitas akibat arabisasi.
Salam kedaulatan rakyat! 🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩🇮🇩

=====================

 Iran Nyatakan Paus Fransiskus Dapat Berkunjung ke Irak Berkat Pengorbanan Jenderal Qossem Sulaimani 

Menanggapi kunjungan Pemimpin agung Katolik sedunia Sri Paus Fransiskus untuk pertama kalinya ke Irak, seorang pejabat parlemen, Majelis Syura Islam, menyatakan bahwa kunjungan itu adalah berkat perjuangan dan pengorbanan jenderal tersohor dan legendaris Iran Qasem Soleimani serta rekan seperjungannya dari Irak, Abu Mahdi Al-Muhandis.
Asisten Khusus Ketua Majelis Syura Islam untuk Urusan Internasional, Hossein Amir-Abdollahian, menyebutkan bahwa seandainya bukan karena pengorbanan yang dilakukan oleh Jenderal Soleimani dan Al-Muhandis, Paus Fransiskus sekarang tidak dapat menjejakkan kakinya di Irak.

Selain merupakan kunjungan pertama Paus Fransiskus ke Irak,  kedatangannya ke Negeri 1001 Malam itu juga tercatat sebagai kunjungan luar negeri pertamanya dalam 15 bulan terakhir. Pria berusia 84 tahun itu datang ke Irak Dalam rangka melestarikan komunitas Kristen kuno Irak dan mendukung kepulangan para pengungsi Kristen yang TERUSIR oleh Teroris ISIS ketika kawanan kejam dan brutal ini sempat menguasai banyak wilayah di Irak.
https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/iran-nyatakan-paus-fransiskus-dapat-berkunjung-ke-irak-berkat-pengorbanan-jenderal-soleimani/

t.me/GrupSuaraAnakBangsa

==========================


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.